JURNAL KESEHATAN
WASPADAI
STROKE PADA USIA MUDA
Oleh
: Pramudita Anjasmoro
Latar Belakang : Stroke
semakin sering menimpa kaum muda. Diduga kuat, masalah tersebut disebabkan oleh
pola hidup yang tidak sehat, dijaman yang
semakin modern. Penyakit ini paling
sering menyerang eksekutif muda yang gemar makan enak dan berlemak serta
orang-orang yang jarang berolahraga. Jika serangan stroke terjadi, untuk
memeinimalkan kecacatan, penanganan cepat dan tepat berperan penting untuk
dilakukan. Meskipun serangannya kerap dating tiba-tiba, tetapi stroke itu
sebenernya merupakan akumulasi dari prooses hidup yang panjang. Ada dua jensi factor
penyebab stroke. Pertama, yang tidak bisa diubah seperti umur. Kedua, factor yang
bisa di ubah, antara lain hipertensi, diabetes, kelainan jantung, kolestrol
tinggi, darah yang kental, asam urat, serta problem lain seperti obesitas,
merokok, dan stress. Stroke, tidak bisa lepas dari jantung, dinding pembuluh
darah, dan komposisi darah. Mengenai jantung, penyebabnya adalah irama jantung
yang tidak teratur. Selain itu, hipertensi kronis menyebabkan jantung membesar
hingga timbul komplikasi stroke. Dari sisi dinding pembuluh darah, stroke
muncul karena adannya hipertensi yang membuat dinding pembuluh darah tidak lagi
elastic. Terakhir, komposisi darah yang kental juga menyebabkan stroke. Apalagi
jika ditambah dengan kadar kolestrol tinggi.
Stroke biasanya terbagi
dua . Pertama jenis pendarahan yang kerap dialami kaum muda dan kedua jenis
penyumbatan yang banyak terjadi pada orang lanjut usia. Dahulu, stroke hanya
terjadi pada usia tua mulai 60 tahun.
Namun, sekarang mulai 35 tahun seseorang sudah memilki resiko stroke.
Berdasarkan berbagai penelitian justru tingkat kesakitan lebih banyak dialami
oleh orang yang berusia muda disbanding yang
berusia tua namun menjaga pola makan serta kesehatannya . Meningkatnya
penderita stroke usia muda lebih disebabkan pola hidup, terutama pola makan
tinggi kolestrol, tinggi karbohidrat,
dan sering mengosumsi junkfood. Kesibukan kerja yang menyebabkan seseorang
jarang olahraga, kurang tidur, dan stress berat juga jadi factor penyebab.Didalam
jurnal ini akan mengungkap secara lengkap bagaimana stroke terjadi. Apa itu
stroke. Bagaimana menghindari kecacatan akibat stroke. Bagaiman proses
pemulihannya dan bagaimana cara mencegahnya. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Tujuan : Memperoleh
informasi faktor- faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya stroke pada usia muda, apa itu stroke, dan
bagaimana cara mencegahnya
Metode : Jenis
penelitian ini merupakan jenis penilitian non eksperimen yang bersifat
deskriptif. Informasi penelitian ini diambil dari sebuah buku “Waspadai Stroke Usia Muda”
penerbit generasi sehat dan cerdas yang dibuat oleh Dr. Karel Dourman HS, SpPD,
SpJP.
Hasil Peneliitian : Faktor
resiko yang secara mandiri berhubungan dengan terjadinya stroke pada usia muda
adalah tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, akibat perubahan gaya
hidup, pola makan dan obesitas, riwayat hipertensi, riwayat
keluarga,obat-obatan, merokok, migraine, jarang berolahraga, penyakit jantung,
obesitas, kolestrol, diabetes mellitus. Faktor resiko yang secara mandiri tidak
berhubungan dengan kejadian stroke pada usia muda adalah jenis kelamin,
kelainan jantung, kadar gula darah sewaktu, kadar gula darah puasa, kadar gula
darah 2 jam PP, total kolestrol darah, total trigliserida. Faktor resiko yang
secara bersama- sama berhubungan dengan kejadian stroke di usia muda adalah ada
riwayat hipertensi ( OR = 5,76, p = 0,001, 95% CI = 2,09 – 15,94 ), Riwayat keluarga ( OR =
3,91 , p = 0,06, 95% CI = 1,89 – 20,49 )
dan tekanan darah sistolik ( OR = 0,26, p = 0,003, 95% CI = 0, 105 – 0,66 ), merokok 1 pak perhati
mempunyai resiko stroke 2-2,5 kali disbanding yang tidak merokok, kolestrol 280
mg/dl.
Simpulan : Terdapat
10 faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian stroke usia muda dibawah 40 tahun
yaitu riwayat hipertensi, tekanan darah sistolik >140, perubahan gaya hidup,
merokok 1 pak perhari 2-2,5 kali mempunyai resiko stroke , obesitas dengan
lingkar perut > 90cm untuk pria Asia dan lingkar perut >80cm untuk
wanita,kolestrol 280 mg/dl, stress, kurang olahraga, obat-obatan, migrain.
Saran : Bagi masyarakat
khususnya yang masih berusia dibawah 40 tahun agar menjaga pola hidup sehat,
menghindari rokok dan makanan berkolestrol tinggi, dan dapat mengendalikan faktor-faktor yang
dapat menyebabkan stroke pada usia muda
PENDAHULUAN
Mengapa Stroke Sekarang Menyerang Usia Muda
A. Pembunuh Berperingkat Tiga
Stroke merupakan
kegawatan neurologi yang serius, menduduki peringkat tinggi sebagai penyebab
kematian. Tahun 2002 di Amerika Serikat, stroke menduduki peringkat ke-3
sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker.
Sumber tahun 2006 menyatakan
penderita stroke mencapai lebih dari 700.00 orang per tahun dengan 550.00 di
antaranya adalah kasus stroke baru. Beberapa sumber lain memperkirakan terdapat
750.000 kasus stroke setiap tahun,
dengan angka kematian mencapai 150.000 orang per tahun. Sementara data di
Indonesia, mortalitas stroke dari survey rumah tangga adalah 37,3 per 100.000 penduduk. Selama
tahun 1994-1995 di RSUP Dr.Sardjito, stroke merupakan penyebab kematian ketiga
setelah penyakit keganasan dan kardiovaskular . Data lain dari bagian Ilmu Penyakit
Saraf FKUI-RSCM, danseluruh pasien yang dirawat selama tahun 2003 dibangsal
IRNAB, terdapat 361 pasien stroke iskemik dan 42 pasien ( 11,6 % ) meninggal .
6,7,8 %nya.
Stroke iskemik
disebabkan oleh sumbatan aliran darah yang tiba-tiba pada pembuluh darah otak,
menyebabkan kerusakan ( iskemi) jaringan bagian distal pembuluh darah dan
memicu kematian jaringan (nekrosis) bila tidak segera di perbaiki. Penyebab
utama stroke iskemik adalah arterosklerosis yang mengenai arteri besar dan
medium pada leher dan kepala. Trombosis arteri berasal dari hancurnya plak
ateroskerotik atau dapat juga berasal dari emboli yang terbentuk di arteri
pembuluh karotis dan aorta asenden. Penyumbatan ( Trombus) terbentuk karena
beberapa factor yang meliputi pembuluh darah yang tidak baik, adanya timbunan
lemak, kalsium dan factor pembekuan darah.
Diagnosis stroke
iskemik didasarkan pada riwayat penyakit, anamnesis, pemeriksaan kasus stroke
meningkat di Negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah
mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000
kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukan bahwa setiap 45
menit, ada satu orang di Amerika yang
terkena serangan stroke.
Menurut Yayasan Stroke
Indonesia ( Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang
stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang
generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunya
tingat produktifitasserta dapat mengakibatkan terganggunya social ekonomi
keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di
Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau
kolestrol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Stroke termasuk
penyakit serebrovaskuler ( Pembuluh darah otak) yang ditandai denagn kematian
jaringan otak ( infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah
dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit
fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan
bukan dari yang lain. Stroke makin sering menimpa kaum muda. Diduga kuat itu
disebabkan pola hidup yang tidak sehat. Untuk meminimalkan kecacatan, penanganan
cepat dan tepat berperan penting.
Ada dua jenis factor penyebab
stroke. Pertama, yang tidak bisa diubah seperti umur. Kedua, factor yang bisa
diubah, antara lain hipertensi, diabetes, kelainan jantung, kolestrol tinggi,
darah yang kental, asam urat, serta problem lain seperti obesitas, merokok, dan
stress.
Dulu, stroke hanya
terjadi pada usia tua mulai drai 60 tahun. Namun, sekarang mulai usia 40 tahun
seseorang sudah memiliki resiko stroke. Meningkatnya penderita stroke usia muda
lebih diisebabkan pola hidup, terutama pola makan tinggi kolestrol, Berdasarkan
pengamatan di betbagai rumah sakit justru stroke di usia produktif sering
tejadi akibat kesibukan kerja yang menyebabkan seseorang jarang berolahraga ,
kurang tidur, dan stress berat yang juga jadi faktor penyebab.
B. Akibat Perubahan
Gaya Hidup
Gaya hidup selalu
menjadi kambing hitam berbagai penyakit yang menyerang usia produktif. Mengapa
penyakit stroke semakin menggejala pada kaum muda usia produktif. Penyebabnya
adalah generasi muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan
seringnya mengkosumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol
tapi rendah serat. Kolesterol dapat menyumbat pembuluh darah yang pada akhirnya
menyababkan tekanan darah meninggi dan terjadi pecah pembuluh darah yang
disebut stroke.
Selain banyak
mengkosumsi kolesterol mengkosumsi gula yang berlebih akan mengakibatkan
kegemukan yang berakibat terjadinya penumukan enerji serta lemak dalam tubuh.
Lemak jenuh yang kelebihan juga akan menyumbat pembuluh darah yang
mengakibatkan terjadinya orterosklerosis penyumbatan dan pengerasan pembuluh
darah, sehingga aliran darah terganggu dan tersumbat.
Generasi muda yang dalam
perjalanan hidupnya masih panjang untuk mampu berkiprah dan bersaing dengan
sumber daya manusia lain dari luar negeri. Kecacatan yang mereka sandang akibat
serangan stroke, bukan hanya menjadi beban keluarga, tapi juga beban masyarakat
secara umum.
Serangan stroke
timbulnya mendadak tanpa peringatan. Namun, sebenarnya ada yang bisa dijadikan
tanda yaitu penyakit-penyakit dan kondisi tertentu yang termasuk ke dalam faktor
resiko stroke. Penyakit – penyakit yang termasuk kedalam resiko stroke adalah
hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, hiperlipidemia ( peninggian
kadar lipid dalam darah). Usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangs termasuk
dalam kondisi tertentu yang merupakan resiko stroke. Kadar kolestrol yang
tinggi ( hiperkolesterol) memang merupakan faktor resiko stroke karena memperburuk proses arteriosklerotik, yaitu mempertebal
dan merusak dinding pembuluh darah secara berangsur-angsur. Usia merupakan factor
resiko stroke karena proses penuaan terjadi pada semua organ tubuh termasuk
pembuluh darah otak yang menjadi rapuh Di Indonesia ternyata stroke timbul
banyak pada usia dibawah 45 Tahun dimana karir sedang mananjak.
Demikian pula pada usia
40-60 tahun dimana seseorang sedang berada pada puncak karirnya. Jika terkena
stroke, penyakit dengan presentasi kecacatan terbesar, maka habislah karirnya.
Masyarakat tidak menyadari bahwa angak kematian stroke di Indonesia sangat
tinggi, dimana sekitar seperempatnya meninggal dunia.
C. Akibat Sindrome
Metabolik yang Berkaitan dengan Pola Makan dan Obesitas
Salah satu penyebab
kejadian stroke adalah sindroma metabolik yang merupakan suatu masalah
kesehatan yang sering dijumpai dan dapat meningkatkan resiko
penyakitkardiovaskular lainnya. Yang dimaksud sindroma metabolik adalah sebuah
gangguan metabolis yang berkaitan erat dengan resistensi urin, hipertensi,
dislipidemia serta proses arteroklerosis. Organ penting yang terlibat adalah
pembuluh darah, jantung, jaringan lemak, hati dan rangka otot.
Kejadian stroke juga
berkaitan dengan sindroma ini dan kejadian diabetes mellitus tipe 2 serta
obesitas ( kegemukan diperut ).
Angka kejadian sindroma
metabolik penyebab stroke semakin meningkat sejalan dengan terjadinya
modernisasi, perubahan pola makan yang tinggi lemak, kurangnya aktifitas fisisk
serta pengerasan pembuluh drah akibat pengaruh rokok. Insiden sindroma ini
terus meningkat di Negara-negara majau maupun berkembang seperti Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Himpunan Studi Obesitas Indinesia (
HISOBI ) didapatkan prevalensi 24,4 % kejadian stroke dari 3.429 populasi yang
diteliti.
WHO ( World Health
Organization) sendiri memberi batasan mengenai syndrome metabolic. Pada tahun
1988 Albert dan Zimmet atas nama WHO menyampaikan definisi sindroma metabolic berkaitan
erat dengan komponen : gangguan pengaturan glukosa atau diabetes, resistensi
urin, hipertensi, dislipidemia dengan trgliserida plasma lebih besar dari 150
mg/dL atau kolesterol HDL < 35 mg/ dL untuk pria : < 39 mg / dL untuk
wanita.
Suatu fenomena klinis
yang terjadi dengan obesitas sentral menjadi indikator utama terjadinya sindrom
metabolik sebagai dasar pertimbangan dikeluarkannya diagnosis terbaru
tahun 2005. Seseorang dikatakan
menderita sindrom metabolic bila mengalami obesitas sentral ( lingkar perut
> 90cm untuk pria Asia dan lingkar perut >80cm untuk wanita Asia)
ditambah 2 dari 4 faktor berikut : 1. Trigliserida >150 mg/dL (1,7 mmol/L) atau sedang dalam pengobatan
untuk hipertrigliseridemia : (2) HDL-C: <40 mg/dL (1,03 mmol/L) pada pria
dan <50 mg/dL (1,29 mmol/L) pada wanita atau sedang dalam pengobatan untuk
peningkatan kadar HDL-C : (3) Tekanan darah : sistolik >130 mmHg atau
diastoli >85mmHg atau sedang dalam pengobatan hipertensi : (4) Gula darah
puasa (GDP) >100 mg/dL ( 5,6 mmol/L), atau diabetes tipe 2. Hingga saat ini
masih ada kontroversi tentang penggunaan criteria indicator sindrom metabolic yang
terbaru tersebut. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas
merupakan salah satu dari 10 kondisi yang berisiko diseluruh dunia dan salah
satu dari 5 kondisi yang berisiko di Negara-negara berkembang. Diseluruh dunia,
lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300 juta adalah
obese. Masalah obesitas disebabkan oleh dua factor yaitu adanya peningkatan
asupan makanan dan peningkatan pola hidup sedentariness.
Meningkatnya ROS (reactive
oxygen species) didalam sel adipose dapat menyebabkan keseimbangan reaksi
reduksi oksidasi (redoks) terganggu, sehingga enzim antioksiidan menurun didalm
sirkulasi. Keadaan ini disebut dengan stress oksidatif berperan ppenting pada
patoggenesis berbagai penyakit, salah satunya adalah stroke.
D. Menghindari
Kecacatan Akibat Stroke
Jika stroke itu terjadi
dan tidak dapat dihindari, maka penanganan medis diperlukan segera untuk
menghindari kecacatan permanen pada penderita stroke. Semakin cepat datang
kerumah sakit semakin baik.
Dalam stroke, ada istilah golden period yang
begitu sempit. Begitu terjadi penyumbatan, dalam waktu kurang dari 3 jam,
penderita harus diberi pengobatan untuk melarutkan sumbatan. Di antara dua
jenis stroke, stroke pendarahan paling sering menyebabkan kematian. Terlebih
bila volume pendarahan melebihi 50cc. Selain itu, lokasi pendarahan juga
menentukan jika terjdi di batang otak, akibatnya fatal karena area itu adalah
pusat kehidupan.
Proses pemulihan
bergantung pada lokasi dan luas gangguan otak. Stroke yang disertai diabetes
membutuhkan waktu pemulihan lebih panjang. Usia juga menyebabkan pemulihan
lebih lama lagi. Waktu penanganan saat terjadi stroke juga menentukan semakin cepat penanganannya
semakin cepat pemulihannya. Pemulihan biasanya butuh waktu 6 bulan.Untuk
mencegah stroke, faktor-faktor resiko harus dihindari. Langkah antisipasi juga
bisa dilakukan dengan pemeriksaan kondisi otak dengan MRI. Mereka yang pernah
stroke harus mengontrol tekanana darah dan mengosumsi obat-obatan secara
teratur untuk mencegah serangan ulang.
TINJAUAN TEORI
A. Apa itu Stroke ?
Stroke adalah
serangantak yang timbul secara mendadak dimana terjadi gangguan fungsi otak
sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh kkarena
sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak, sehingga menyebbabkan
sel-sel otak kekurangan darah oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat
terjadi kematian sel-sel tersebutdalam waktu realatif singkat.
Stroke merupakan
penyakit system persyarafan yang palin sering dijumpai. Stroke dapat terjadi
pada setiap tingkat umur. Stroke klinis merujuk pada perkembangan neurologis deficit
yang mendadak dan dramtis. Stroke dapat didahului oleh banyak faktor pencetus
dan seringkali yang berhubungan dengan penyakit kronis yang menyebabkan masalah
biasanya penyakit vascular yang berhubungan
dengan peredaran darah.
Berbagai kelainan dan
penyakit diantaranya dikenal sebagai factor resiko stroke menyertai
penderita pada serangan, salah satunya
ialah hipertensi. Sekitar 50 persen stroke perdarahan mempunyai latar belakang
hipertensi atau tekanan darah tinggi,
Tekanan darah tinggi
dalam jangka waktu lama akan merusak
ensotel arteri dan mempercepat atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi
termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata ginjal, otak, dan pembuluh
darah besar. Pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan resiko yang
bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal
jantung.
Penderita hipertensi
mempunyai resiko penyakit jantung koroner 2 kali lebih besar dan resiko lebih
tinggi untuk mendapatkan stroke
dibandingkan mereka yang tidak menderita hipertensi. Apabila tidak diobati,
kurang lebih setengah dari penderita hipertensi akan meninggal akibat stroke dan
10-15% akan meninggal akibat gagal ginjal maka control terhadap tekanan darah
merupakan hal yang sangat penting dengan diharapkan kan menurunkan mortalitas
akibat penyakit kardiovaskular dan stroke secara bermakna.
Penanganan tekanan
darah adalah salah satu strategi untuk mencegah stroke dan mengurangi resiko
kekambuhan pada stroke iskemik dan pendarahan penanganan hipertensi dapat
mengurangi kerusakan di sekitar daerah isemik hingga kondisi klinis psaien
stabil. Penelitian meta analisis mengenai pengobatan antihipertensi melaporkan
bahwa pengurangan tekanan darah 5-6mmHg mengahsilkan pengurangan serangan
stroke sebanyak 42%. Stroke
merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian menduduki peringkat atas di
wilayah perkotaan menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007.
Sekitar 28,5% penderita stroke meninggal dunia. Selebihnya lumpuh sebagian atau
bahkan lumpuh total. Sisanya 15% dapat sembuh total. Di Eropa ditemukan kasus stroke sekitar
650.000 kasus tiap tahunnya. Di Inggris stroke menduduki peringkat ke-3 sebagai
pembunuh setelah penyakit jantung dan kanker.
B. Klasifikasi Stroke
dibagi berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya yaitu :
a. stroke hemoragik (perdarahan),
yang
disebabkan oleh pecahnya cabang pembuluh darah tertentu di otak akibat dari
kerapuhan dindingnya yang sudah berlangsung lama ( proses
aterosklerosis/penuaan pembuluh darah) yang dipercepat ole berbagai faktor.
Stroke hemoragik dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Perdarahan
intraserebral ( terjadi di dalam otak atau intrasereberal) perdarahan ini
biasanya timbul akibat hipertensi maligna atau sebab lain misalnya tumor otak
yang berdarah, kelainan (malformasi) pembuluh darah otak yang pecah ( karyadia, 2002)
2. Perdarahan subarakhnoid
( PSA) adalah masuknya darah ke ruang subarachnoid baik dari tempat lain (
perdarahan subarachnoid sekunder) atau sumber perdarahan berasal dari rongga subarachnoid
itu sendiri ( Perdarahan subarachnoid primer) ( Iskandar, 2003)
b. Stroke iskemik yang
dapat disebabkan oleh sumbatan setempat pada suatau pembuluh darah tertentu
diotak yang sebelumnya sudah mengalami proses aterosklerosis ( pengerasan
dinding pembuluh darah akibat penumpukan lemak) yang dipercepat oelh berbagai
macam factor resiko sehingga terjadi penenbalan kedalam lumen pembuluh tersebut
yang akhirnya dapat menyumbat sebagian atau seluruh lumen (trombosis) . Sumbatan juga dapat disebabkan oleh thrombus atau bekuan darah yang berasal dari
lokasi lain misalnya plak dinding pembuluh darah leher yang besar atau dari
jantung (emboli).
Pada stroke iskemik
terjadi gangguan fungsi otak secara tiba-tiba yang disebabkan oleh penurunan
aliran oksigen ( akibat penyempitan atau penyumbatan arteri ke otak) yang dapat
mematikan sel-sel saraf. Keadaaan iskemik dapat berlanjut menjadi kematian
sel-sel otakyang disebut infarkotak ( cerebral infarktion) .
Penyumbatan juga bisa
terjadi disepanjang jalur vpembuluh darah arteri menuju ke otak . Darah ke otak
disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis.
Arteri-Arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.
C. Faktor Resiko dan
Penyebab Stroke
Faktor resiko stroke
adalah kondisi atau penyakit atau kelainan yang terdapat pada seseorang yang
memiliki potensi untuk memudahkan orang tersebut mengalami serangan stroke pasa
suatu saat. Faktor resiko stroke sangat individual pada seseorang..
a. factor resiko
yang tidak dapat diobati diantaranya :
1. Usia
Usia merupakan factor resiko
untuk stroke tertama bila disertai dengan tekanan darah tinggi, kegemukan,
merokok serta diabetes. Usia tua juga berhubungan denga post-stroke demensia.
Stroke juga dapat mengenai orang denga usia muda. Sekitar 28% penderita stroke
mengenai usia dibawah 65 tahun.
2. Jenis Kelamin
Stroke yang mengenai
pria maupun wanita , tetapi dari beberapa grup usia didapatkan bahwa pria lebih
banyak dsbanding wanita. Wanita beresiko untuk stroke perdarahan disbanding pria.
3. Etnis
Dari hasil penelitian,
beberapa ras yang mempunyai resiko tinggi terhadap stroke seperti orang
Amerika, Hispanik, dan Afrikan- Amerikan. Juga pada orang-orang Asian-Amerikan.
Pada orang-oranf Afrikan-Amerikan mempunyai resiko2-3 kali lebih tinggi terkena
stroke disbanding dengan orang-orang kaukasian, dan mempunyai angka kematian
akibat stroke kali lebih tinggi.
4. Genetik
Merupakan salah satu factor
yang ikut bertanggung jawab terhadap stroke. Diperkirakan 7-20 % kasus-kasus
perdarahan subarachnoid dikarenakan factor genetic. Beberapa factor genetic masih
dalam penyelidikan seperti : Kekuranggan protein S dan C, yang dapatmenhambat
penggumpalan darah, diperkirakan bertanggung jawab pada kasus-kasus stroke usia
muda.
b. Faktor risisko yang
dapat diubah/ diobati/ dikendalikan / diperkecil diiantaranya :
1. Hipertensi
Seseorang dikatakan
hipertensi bila secara konsisten menunjukan tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih tinggi, dan tekanan diastolic 90mmHg attau lebih tinggi. Angka tekanan
darah orang dewasa dinyatakan normal adalah <120/80 mmHg
Hipertensi ddapat
dikelompokan dalam dua kategori besar yaitu :
Hipertensi primer
(esensial)
Hipertensi esensial
atau hhipertensi primer atau idiopatik
adalah hipertensi tanpa kelahiran dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90%
kasus merupakan hipertensi esensial. Penyebabnya multifaktorial meliputi factor
genetic dan lingkungan.
Hipertensi Sekunder
Meliputi 5-10% kasu
hipertensi. Termasuk dalam kelompok antara lain hipertensi endokrin, kelainan
saraf pusat, obat-obatan dan lain-lain. Obat-obatan penyebab hipertensi antara
lain kontrasepsi oral, kortikosteroid, siklosporin, eritropoetin, kokain, dan
penyakitkoarktasioaorta, preeklamsia pada kehamilan dan keracunan timbale akut.
Klasifikasi tekanan darah :
Sistolik (mmHg) Tekanan
Darah
Diastolik (mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139
atau 80-89
Hipertensi Stadium 1
140-159 atau 90-99
Hipertensi Stadium 2 >160 atau >100
Gejala hipertensi
secara umum pasien dapat terlihat sehat atau beberapa di antaranya sudah
mempunyai factor resiko tambahan, tetapi kebanyakan asiptomatik , Gejala-gejala
umum yang kadan dirasakan sebelumnya
antara lain sakit kepala( terutama sering pada waktu bnagun tidur dan kemudian
menghilang sendiri setelah beberapa jam), kemerahan pada wajah, cepat ccapek,
lesu, dan impotensi.
Stroke adalah
komplikasi dari hipertensi, dimana kebanyakan dihubungkan secara langsung
dengan tingkat tekanan darah. Pemberian obat hipertensi sesungguhnya adalah
suatu masalah, karena penurunan tekanan darah diperlukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan organ lebih lanjut, namun dilain pihak, pemberian obat
antihipertensi juga beresiko terjadinya penurunan tekanan drah secara cepat,
yang sangat berbahaya terhadap perfusi ( aliran darah) ke otak.
Hipertensi merupakan factor
resiko stroke yang potensial. Hipertensi
dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnay pembuluh darah otak. Apabila
pembuluh darah otak pecah maka timbulah perdarahan otak dan apabila pembuluh
darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak
akan mengalami kematian . Dari berbagai penelitian diperoleh bukti yang jelas
bahwa pengendalian hipertensi baik sistolik, diastolic maupun keduanya
menurunkan angka kejadian stroke .
2. Penyakit Jantung (
Katup /otot/irama )
Jantung bengkak dalam
istilah medis disebut Cardiomyopathies Cardiomyopathies menyerang pada otot
jantung itu sendiri. Orang-orang yang terserang penyakit ini biasanya mengalami
pembesaran, secara tidak normal dan atau bahkan menjadi kaku. Menyebabkan jantung
memompa secara tidak normal ( menjadi lebih lemah). Tanpa penanganan yang baik
cardiuomyopathies akan menyebabkan penyakit yang lebih buruk seperti gagal
jantung atau menyebabkan jantung berdetak tidak normal dan stroke.
Gangguan jantung ialah
gangguan pada katup mitral dan atau lubang pada dinding jantung yang memisahkan
kedua bilik atas jantung. Secara alami
gumpalan dalam darah baiasany adisaring keparu, tetapi karena dinding jantung
berlubang, maka gumpalan lolos tidak melalui paru tetapi langsung keotak yang
menyebabkan terjadinya penyumbatan dipembuluh darah otak sehingga terjadilah
stroke.
3. Merokok
Orang-orang yang mempunyai kebiasaan merokok dengan jumlah 1
pak perhari mempunyai resiko untuk resiko untuk stroke hingga 2-2,5 kali disbanding
dengan orang buka perokok. Merokok meningkatkan resiko baik untuk stroke
perdarahan maupun sumbatan, dan resiko ini kan tetap berlangsuung hingga 14
tahun setelah berhenti merokok.
4. Kolesterol tinggi
Meskipun keseimbangan
lemak menegang pengaruh penting pada penyakit jantung, hal ini kurang begitu
jelas pengaruhnya terhadap stroke. HDL ( lemak “baik”) merupakan lemak yang
penting dalam mencegah stroke sumbatan maupun perdarahan. Sedanggkan tingkat
LDL (lemak ‘ jahat”) masih kurang jelas pada stroke . Dari salah satu
penelitian dikatakan tingkat kolesterol total yang menimbulkan resiko untuk
stroke adalh 280 mg/dl.
5. Darah kental
Sindrom darah kental
adalah serangkaian gejala yang muncul akibat kekentalan darah berlebihan.
Akibat darah terlalu kental, aliran darah keseluruh tubuh menjadi tidak lancer.
Pasokan oksigen ke sel-sel tubuh pun terhambat. Migrain adalah salah satu
gejala karena pasokan oksigen keotak tersendat.
Didunia kedokteran,
darah kental sebenarnay bukan hal yang baru , tetapi tidak banyak orang tau
atau waspada dengan darah kental. Padahal, sudah banyak korban stroke atau
serangan jantung akibatdarah kental.
Trombosis bisa terjadi
diseluruh pembuluh darah. Karena itu, dampaknya tergantung dari bagian pembuluh
darah yang terhambat. Jika thrombosis terjadi di pembuluh darah otak, akan
terjadi stroke dan serangan jantung.
6. Obesitas
Obesitas dapat
meningkatkan resiko stroke baik perdarahan maupu sumbatan tergantung pada factor
resiko lainnya yang ikut menyertainya.
7. Obat-obatan
(kokain,, amfetamin, extasy, heroin, pil yang mengandung hormone estrogen
tinggi)
Penyalahgunaan obat,
terutama kokain dan methamphetamine, merupakan factor resiko yang kuat untuk
stroke terutama pada usia muda. Begitu pula steroid yang digunakan untuk “ body
building” dapat meningkatkan resiko stroke
8.
Kurang berolahraga
Kurang gerak dapat
menyebabakan kekakuan otot serta pembuluh darah. Selain itu orang yang kurang
gerak akan menjadi kegemukan yang menyebabkan timbunan lemak dalam tubuh yang
berakibat pada tersumbatnya aliran darah oleh lemak ( artheroklerosis).
Akibatnya terjadi kemacetan aliran darah yang bisa menyebabkan stroke.
9. Stres Berkepanjangan
Stress, dikatakan bahwa
seseorang yang mengalamai situasi stress yang berat mempunyai resikoo lebih
tinggi untuk timbul stroke. Tingginya tingkat stress dapat menimbulkan tekanan
darah. Depresi juga mempunyai hubungan dengan resiko stroke.
10. Migrain
Penderita migren
mempunyai resiko untuk stroke baik pada pria maupun wanita, terutama usia
dibawah 50 tahun, 1,8 dean hingga 3% dari stroke sumbatan terjadi pada
orang-orang yang menderita migren.
Kondisi fisik dan medis
lainnya juga dapat menyebabkan stroke, seperti :
1. Sleep apnoe.
Keadaan ini sering terjadi dimana tenggorokan tersumbat selama tidur, dengan
adanya penyempitan arteri karotis, terlihat meningkatkan resiko untuk stroke
3-6 kali lipat
2. Kehamilan. Kehamilan
sedikit meningkatkan resiko stroke, terutama pada wanita hamil yang disertai dengan
darh tinggi dan melahirkan secara operatif. Resiko ini meningkat saat lahir
karena mungkin disebabkan perubahan sirkulasi segera setelah melahirkan
3. Anti-fosfolipid
antibody. Hampir 40% penderita stroke usia muda dan 10% dari
keseluruhan penderita stroke terdapat system komponen imun yang disebut
anti-fosfolipid antibody yang dapat meningkatkan timbulnya sumbatan
4. Sickle cell
disease. Penderita sickle cell disease mempunyai resiko
stroke pada usia muda
Orang-orang
yang memiliki satu atau lebih factor resiko tersebut diatas termasuk stroke
prone person yaitu memiliki kemungkinan yang lebih beasr untuk mendapat
serangan stroke dari pada orang normal pada suatu saat selama perjalanan
hidupnya bila tidak dikendalikan.
D. Data Penderita
Stroke Di Indonesia
Data stroke tahun 1990 diperkirakan jumlah penderita stroke di Indonesia
mencapai 500.000 orang dan sekitar 125.000 diantaranya meninggal atau cacat
seumur hidup. Sementara itu jumlah penderita stroke yang tidak dibawa ke rumah
sakit cukup banyak juga disebabkan karena keterbatasan biaya, jarak yang jauh
menempuh rumah sakit dan lain sebagainya. Sehingga sulit untuk mengetahui data
penderita penyakit stroke yang sesungguhnya.
Data
stroke yang dikeluarkan oleh Yayasan Stroke Indonesia menyatakan bahwa
penderita stroke di Indonesia jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2004 penelitian di sejumlah rumah sakit menemukan pasien rawat inap
karena stroke jumlahnya sekitar 23.000 orang. Sedangkan yang rawat jalan atau
pasien stroke yang tidak dibawa ke dokter atau rumah sakit jumlah pastinya
tidak diketahui.
Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 mendata kasus stroke di wilayah
perkotaan di 33 provinsi dan 440 kabupaten mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel
rumah tangga perkotaan dan 987.205 sampel anggota rumah tangga untuk pengukuran
berbagai variabel kesehatan masyarakat, hasilnya adalah penyakit
stroke merupakan pembunuh utama di kalangan penduduk
perkotaan.Konferensi Stroke Internasional
yang diadakan di Wina, Austria, tahun 2008 juga mengungkapkan bahwa di kawasan
Asia terus meningkatnya jumlah kasus stroke. Untuk pencegahannya perlu
diantisipasi dengan cara menyebarluaskan pengetahuan tentang bahaya stroke misalnya
melalui media massa, internet, seminar dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
Dr. Karel Dourman HS,
SpPd, SpJp. “Waspadai Stroke Usia Muda” ( Jakarta : Generasi Sehat dan Cerdas ,
April 2013) Halaman 5-34.
Internet
Jurnal Stroke, “Data
Penderita Stroke Di Indonesia”, dalam http://data-stroke.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar